idkaca - Saat ini, Indonesia sedang digemparkan dengan permasalahan PT Freeport Indonesia yang memperkarakan masalah kontrak yang ingin s...
idkaca - Saat ini, Indonesia sedang digemparkan dengan
permasalahan PT Freeport Indonesia yang memperkarakan masalah kontrak
yang ingin segera diperpanjang.
Namun, tahukah Anda kalau PT Freeport Indonesia adalah bukan
satu-satunya perusahaan asing yang mengeruk hasil tambang bangsa
Indonesia?
Ya! Salah satunya adalah PT Newmont Nusa Tenggara yang di era
Pemerintahan Joko Widodo akan diambil alih oleh Grup Medco yang
berencana mengambil alih sebesar 76 persen saham perusahaan tambang
asing tersebut.

Namun, terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara PT Freeport
Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara. Kalau freeport lebih terlihat
gaduh dan banyak mafia yang terkait dengan mereka, berbeda dengan
newmont yang terlihat lebih adem ayem dan santai.
Sesuai dengan hasil kutipan dari hatree.co yang mendengar sebuah
pernyataan dari Menko Rizal Ramli saat diwawancarai oleh stasiun
KompasTV, Rizal mengatakan kalau PT Newmont jauh lebih modern dan patuh
terhadap peraturan-peraturan yang ada di Indonesia.
Rizal menyatakan kalau PT Freeport Indonesia masih saja menggunakan cara
lama dan menganggap kalau pejabat-pejabat di Indonesia semuanya bisa
dibayar/disuap. Oleh karena itulah, muncul kegaduhan-kegaduhan seperti
yang terjadi sekarang ini.
Nilai saham yang diambil oleh perusahaan nasional ini tidak tanggung-tanggung, total sekitar 2,2 miliar dollar AS.
"Kebetulan ada kesempatan yaitu tambang emas dan tembaga Newmont, yang
saat ini dikuasai oleh Newmont Amerika," kata Rizal kepada wartawan di
Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Rizal Ramli juga menjelaskan kalau rencana Arifin sebagai pemilik Grup
Medco untuk mengambil alih saham hampir keseluruhan tambang milik
Indonesia tersebut adalah inisiatif yang sangatlah baik. Hal tersebut
karena menunjukkan bahwa kemampuan Indonesia untuk dapat mengelola
pertambangan dengan skala besar.
"Pak Arifin datang, sama saya minta dukungan untuk mau ambil alih 76 persen saham Newmont," ucap Rizal.
Bukan hanya itu saja, bahkan Arifin juga mempunyai rencana untuk dapat
mengembangkan pertambangan di Batu Hijau Nusa Tenggara Barat tersebut
beserta dengan pembangunan fasilitas pemurnian bijih mineral (smelter).
Adapun nilai investasi pembangunan smelter itu diperkirakan mencapai sekitar 500 - 600 juta dollar AS.
Setelah melihat ini, sepertinya tidak ada lagi asalan untuk Indonesia
takut terhadap freeport dan bisa mengambil alih tambang yang saat ini
dikuasai oleh freeport dengan mudah. Apabila memang Indonesia bisa
mengambil alih freeport, kemungkinan Indonesia benar-benar akan
tumbangkan US$ ke angka Rp 2.000/dollar AS.